Peternak yang menerapkan cara fermentasi jerami padi basah mampu meningkatkan kualitas pakan secara signifikan dan mengubah jerami segar menjadi sumber nutrisi bernilai tinggi. Teknik ini memudahkan peternak memanfaatkan jerami yang biasanya cepat rusak dan sulit dicerna menjadi pakan lembut, aromatik, dan disukai ternak.

Jerami padi basah memiliki serat kasar tinggi sehingga ternak seperti sapi, kambing, dan domba sering kesulitan mencernanya jika diberikan langsung. Melalui cara fermentasi jerami padi, peternak dapat memecah serat tersebut dan meningkatkan nilai gizi jerami, terutama kandungan protein dan energinya. Metode ini juga lebih hemat biaya karena memanfaatkan bahan lokal dan menggunakan peralatan sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan peternak.

Manfaat Cara Fermentasi Jerami Padi Basah untuk Pakan Ternak

Menggunakan cara fermentasi jerami padi basah memberikan banyak keuntungan penting. Proses fermentasi meningkatkan kualitas nutrisi jerami dengan memperbaiki kandungan protein, energi, dan mineral yang diperlukan ternak untuk tumbuh cepat dan sehat. Fermentasi juga membuat jerami bertahan lebih lama tanpa mudah berjamur, sehingga peternak dapat menyimpannya sebagai stok di musim kemarau.

Selain memperpanjang umur simpan, fermentasi meningkatkan aroma jerami menjadi lebih manis dan segar sehingga ternak lebih lahap memakannya. Pengolahan ini juga membantu peternak memanfaatkan limbah pertanian yang biasanya terbuang, dan mengubahnya menjadi pakan bernilai tinggi.

Langkah-Langkah Cara Fermentasi Jerami Padi Basah yang Benar

Heading ini memuat keyword sesuai permintaan (cara fermentasi jerami padi basah), dan penjelasannya menggunakan kalimat aktif.

1. Siapkan Jerami Padi Basah Berkualitas

Peternak memilih jerami padi basah yang baru dipanen, bebas lumpur dan jamur agar proses fermentasi berjalan maksimal. Jerami kemudian dicacah sepanjang 5–10 cm agar mikroba bekerja lebih cepat dan merata. Tahap pencacahan ini sangat penting karena menentukan kualitas hasil fermentasi.

2. Larutkan Probiotik atau EM4

Peternak melarutkan probiotik, EM4, atau ragi khusus fermentasi ke dalam air bersih. Larutan ini menjadi sumber bakteri baik yang membantu memecah serat kasar jerami. Konsentrasi larutan harus cukup agar proses fermentasi berkembang optimal.

3. Campur Jerami dan Larutan Fermentasi

Peternak menyiram larutan probiotik ke jerami basah sambil mengaduknya sampai semua bagian terlapisi. Proses pencampuran perlu dilakukan merata agar fermentasi bekerja efisien pada setiap helai jerami.

4. Padatkan Jerami dalam Wadah

Setelah tercampur, jerami dipadatkan ke dalam drum, silo, atau kantong plastik tebal. Peternak menekan jerami menggunakan alat atau pemberat untuk mengeluarkan udara. Lingkungan tanpa udara (anaerob) adalah kunci utama keberhasilan fermentasi.

5. Tutup Rapat dan Fermentasikan

Setelah jerami terisi penuh dan padat, wadah harus ditutup rapat. Fermentasi berlangsung selama 21–30 hari, tergantung kelembapan dan suhu lingkungan. Selama proses ini peternak tidak boleh membuka tutup wadah agar tidak mengganggu aktivitas mikroorganisme.

6. Cek Hasil Fermentasi

Jerami padi basah yang berhasil difermentasi akan berwarna kuning pucat hingga kecokelatan, memiliki aroma asam segar, dan tidak berlendir. Jika baunya busuk atau muncul jamur hitam, proses fermentasi gagal dan tidak boleh diberikan pada ternak.

Tips Sukses Fermentasi Jerami Padi Basah

  • Gunakan jerami yang benar-benar basah dan masih segar agar mikroba bekerja lebih efektif.
  • Pastikan wadah kedap udara untuk mencegah masuknya oksigen yang dapat merusak proses fermentasi.
  • Tulis tanggal mulai fermentasi agar peternak mudah mengontrol waktu pembukaan.
  • Letakkan wadah fermentasi di tempat teduh dan bebas sinar matahari langsung.
  • Periksa aroma dan tekstur jerami sebelum diberikan kepada ternak.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, cara fermentasi jerami padi basah menjadi solusi praktis dan ekonomis bagi peternak yang ingin meningkatkan kualitas pakan ternak. Metode ini mengubah jerami yang semula sulit dicerna menjadi pakan lembut, bergizi, dan mudah disimpan dalam jangka panjang. Fermentasi tidak hanya meningkatkan nilai nutrisi, tetapi juga membantu peternak menekan biaya pakan dan menjaga ketersediaan stok sepanjang musim.

Dengan mengikuti langkah-langkah fermentasi yang benar dan menggunakan bahan berkualitas, peternak dapat menghasilkan pakan yang lebih sehat, aman, dan disukai ternak. Teknik ini sekaligus mendukung manajemen pakan yang lebih modern dan ramah lingkungan.